Selasa, 19 Januari 2010

foto bugil usai ngentot

Seorang lelaki tega menyebarkan foto bugil yang menampilkan celana dalam pacar wanitanya di internet. Diduga foto bugil tersebut, selama ini digunakan si pria untuk meminta berhubungan seks.

Foto bugil itu kini tersebar luas di internet dan telah dipublikasikan di surat kabar sore, Lianhe Wanbao. Foto tersebut menampilkan gambar seorang pria yang sedang mengangkat rok kekasihnya saat sedang tertidur.

Dalam postingannya di sebuah forum, tertulis, dia sengaja mengangkat rok kekasihnya dan mengambil foto tanpa diketahui. Foto bugil itu juga diakui diambil saat keduanya usai ngentot.

Pria dan Wanita itu tercatat masih menduduki bangku sekolah karena dalam foto itu keduanya terlihat memakai seragam sekolah. Demikian dilansir Asiaonedigital.

Sementara itu, harian Lianhe Wanbao mensinyalir kedua siswa-siswi itu mengenyam pendidikan di Raffles Junior College (RJC).

Juru bicara RJC sendiri membantah keras, bahwa kedua siswa-siswi itu adalah muridnya. "Sangat sulit untuk mengidentifikasi hanya karena warna seragam," kata juru bicara itu.

Pasangan siswa-siswi 'mesum' itu dapat menghadapi hukuman penjara maksimal setahun kurungan atau denda sebesar USD40 ribu.

Kamis, 07 Januari 2010

Cerita Perawat Lesbian

aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Wah, asyik juga, kalau Bu mulan mau mandi bersama aku. Karena dulu waktu di asrama, aku sering pula mandi berdua dengan teman-teman, sebagaimana pula dengan teman-teman yang lain. Kadang kami sering kagum dengan badan dan payudara teman yang lain, walaupun sering mandi bersama tidak pernah terjadi seperti yang ada di BF, apa itu namanya? Lesbian?

Ditengah aku mandi, terdengar ketukan di pintu.
“Siapa, yaa?”.
“aku, dik”, suara Ibu mulan menyahut.
aku bukakan pintu kamar mandi, tentu saja aku dalam keadaan telanjang. Ibu mulan langsung masuk ke kamar mandi, dan melepas bajunya satu persatu. aku berhenti mandi dan hanya memandanginya, aku berdebar-debar ingin melihat “peralatan” Ibu mulan.Ternyata betul dan nyatalah Ibu mulan sekarang sudah telanjang pula bersama aku di kamar mandi. Kulitnya putih mulus, payudaranya agak besar, mungkin cup B, perutnya rata dan rambut kemaluannya lebat. Dibanding kulit aku yang lebih coklat dan rambut kemaluan aku yang hanya sedikit sekali, aku iri juga.
“Kenapa dik?”, Ibu mulan membangunkan lamunan sesaat aku, sambil tersenyum.
“Ndak, Bu, ndak apa-apa”.
“Oh, rambut yang bawah hanya sedikit yaa”, sambil tangannya menjulur mengelus liang surgaku. aku terkesiap, ada perasaan aneh pada vagina aku ketika tangannya mengelus lembut vagina aku. (aku teringat dulu ketika di asrama, kadang kalau mandi bersama teman yang lain, sering guyonan mengelus vagina teman lain seperti itu, tapi tidak ada rasa apa-apa). Secara refleks pula aku menarik napas panjang dan menutup mata.
“Kenapa dik, nikmat?”.
aku membuka mata dan tersipu malu.
“Oh.., belum pernah yaa”, Ibu mulan tersenyum, sambil matanya menyempit memperhatikan aku. aku juga hanya tersenyum sambil menggigit bibir. aku ingin Ibu mulan mengelus vagina aku lagi seperti tadi, kata aku dalam hati.

aku merasa itu terjadi begitu cepat, tiba-tiba Ibu mulan berjongkok di hadapan aku dan mulai menjilati vagina aku. aku kaget dan keenakan. Sambil berdiri, aku sandarkan punggung aku ke tembok kamar mandi. aku tidak bisa dan tidak mau menolaknya, aku ingin menikmatinya. Ibu mulan sangat ahli menjilati vagina aku, dengan lembut dia membuka lebar paha aku dan membuka pelan-pelan bibir kemaluan luar aku. aku merasakan sangat nikmat di bawah sana, di kemaluan aku, ketika lidah Ibu mulan menjilat-jilat kemaluan bagian dalam aku, sungguh nikmat dan nikmat sekali, terutama ketika bibirnya yang basah menjilati klitoris aku. aku menutup mata menikmatinya, payudara aku juga ikut mengeras, kedua tangan aku meremas bahu Ibu mulan yang berjongkok di depan aku. aku menutup rapat-rapat bibir aku, sambil menggigit kencang bibir aku, nikmat sekali, nikmat sekali. Hanya napas aku makin lama makin berat, dan makin lama aku makin merasa kemaluan aku makin basah.

“Ooohh..”, aku mendesah agak keras, aku merasa melayang dan lupa segala dalam sesaat. Kemaluan aku bagian dalam terasa berdenyut-denyut berkepanjangan, tubuh aku serasa melayang dengan segala rasa yang pernah aku alami. Untuk pertama kalinya aku merasa mulai mengetahui kemaluan aku sendiri dan kenikmatannya yang luar biasa. (itu namanya orgasme, yaa).

“Sudah, dik?”, suara Ibu mulan menyadarkanku.
“Maaf, Bu”, sambil aku memeluk tubuh telanjang Ibu mulan yang sudah kembali berdiri di hadapan aku. aku merasa ingin dibelai dan diakungi, di samping tubuh aku yang mendadak lemas, setelah merasakan puncak kenikmatan tadi.
“Tidak apa-apa”, Ibu mulan masih tersenyum.
“Wajar saja, tidak usah khawatir”, Ia melanjutkan. Sambil dipeluknya tubuh aku yang juga telanjang. Dia raih kepala aku, dan diciumnya bibir aku dengan lembut, lidahnya juga masuk ke dalam mulutku, menjilati lidah aku. Untuk pertama kalinya pula aku merasakan ciuman dari seorang wanita, apalagi wanita matang dan berpengalaman seperti Ibu mulan. Ternyata lebih nikmat dan halus, dibanding ketika pertama kalinya aku merasakan ciuman dari seorang cowok.
“Ayo dik, lekas mandinya”.
“Nanti malam giliran aku ya”, Ibu mulan tersenyum penuh arti pada aku. aku mengangguk pelan, dan ingin “waktu” itu segera datang.
Malam itu, setelah tugas-tugas sebagai perawat telah selesai, di kamar tidur perawat aku belajar “melayani” Ibu mulan, ternyata indah sekali. Sungguh hari itu, sore dan malam yang tidak terlupakan.

Sejak saat itulah pula, Ibu mulan menjadi mentor aku. aku selalu menunggu waktu-waktu tugas bersama, lagi dengan Ibu mulan dan kencan-kencan kami lainnya di luar jam dinas Rumah Sakit, berbagi waktu dengan “suami” tidak resmi Ibu mulan, dokter Calvinus, seorang dokter Kebidanan dan Kandungan.

Cerita Seks Okta Dan Egi

saya hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini saya baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadsaya, "saya pengen bercinta sama Kamu, Egi..! Puasin saya Egi..!" Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, "Aahh..!" saya mendesah. Mendapat perlsayaan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, "Aahh Egi..!"

Mendengar desahannya, saya semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian saya mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat. "Egi.., buka dong bajunya..!" katanya manja. "Bukain dong Ndi..," katsaya. Sambil menciumiku, okta membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur.

Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. saya hanya bisa mendesah karena nikmatnya, "Akhh.., okta." Kemudian okta mulai membuka sabukku dan celansaya dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala memekku off set alias menyembul ke atas. okta melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala memekku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari memekku, rasanya nikmat sekali.

Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan memekku ke dalam mulutnya. "Okhh.. nikmat sekali," katsaya dalam hati, sepertinya memekku terasa disedot-sedot. okta sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit memekku. "Auwww.., sakit dong okta..!" katsaya sambil agak meringis. okta seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlsayaannya, akhirnya saya tidak kuat juga, saya sudah tidak kuat lagi menahannya,"okta, saya mau keluar.. akhh..!" okta cuek saja, dia malah menyedot batang memekku lebih keras lagi, hingga akhirnya, "Croott.. croott..!" saya menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut okta.

Dia menelan semua cairan spermsaya, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, okta kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. "Puasin saya Egi..!" katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. saya lalu mendekatinya, kutoktah tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya.

Dia mendesah keenakan, "Aahh..!" Mendengar desahannya, saya tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. "Okkhh..! EEgi sayang, terus Egi..! Okhh..!" desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, okta mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit memeknya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.

okta semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian saya mulai menjilati bibir memeknya, kukuakkan sedikit bibir memeknya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya. "Aakkhh.. Egi..," okta menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena saya merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga saya. Mungkin ini pengalaman pertamsaya menjilati memek wanita, karena sebelumnya saya tidak pernah.

saya masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. "Egi..! Masukin Egi..! Masukin..!" pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. saya yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjatsaya ke mulut memeknya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir memeknya. "Udah dong Egi..! Cepet masukin..!" katanya manja. "Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget." katsaya dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat memeknya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan memekku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. "Bless..!" akhirnya memekku terbenam di dalam liang memek Indri.

"Aaakkhh Egi..!" desah okta. Kaget juga dia karena sentakan memekku yang langsung menerobos memek okta. saya mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya. "Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!" erang okta sambil tangannya memegang kedua pipiku. saya masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh okta mengejang, "Aaakkhh.. Eriicckk..!" Ternyata okta sudah mencapai puncaknya duluan. "saya udah keluar duluan Sayang..!" kata okta. "saya masih lama kta..," katsaya sambil masih menggenjot tubuhku.

Kemudian kuangkat tubuh okta ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki okta melingkar di pinggangku. saya menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat okta. "Aakkhh okta.., punya Kamu enak sekali." katsaya memuji, okta hanya tersenyum saja. saya juga heran, kenapa saya bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya saya tidak kuat juga menahan kenikmatan ini. "Aahh okta.., saya hampir keluar..," katsaya agak terbata-bata. "saya juga Egi..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!" kata okta sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu.

Goyangan pantat okta semakin liar. saya pun tidak kalah sama halnya dengan okta, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, "Aaakkhh.., Ericckk..!" jerit okta sambil menancapkan kukunya ke pundakku. "Aakhh, okta.., saya sayang Kamuu..!" erangku sambil mendekap tubuh okta. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. "Kamu hebat sekali Egi..!" puji okta. "Kamu juga okta..!" pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena tsayat adik tunangannya okta keburu datang.