Jumat, 09 Oktober 2009

Cerita Seks Kekasihku

Suatu hari, aura ungkapkan isi hatinya kepada saya bahwa Dia suka kepada saya, dan saya pun membalas cintanya juga. Hari demi hari kami lalui hingga pada hari libur kuliah. Kami jalan-jalan menggunakan Genio merahnya. saya yang mengendarai mobilnya. Dalam perjalan, kami mesra, di sandarkan kepalanya di bahuku, saya belai rambutnya dengan tangan kiriku. Dia makin mesra dan Dia mencium bibirku. saya balas ciuman bibirnya. Udara dingin yang keluar dai AC mobil terasa panas rasanya karena kami sudah HOT. saya dekap kepalanya, saya remas dada yang terbungkus Bra, dan Dia menikmati remasan tanganku.

Kami sampai di puncak, yaitu di sebuah kawasan wisata terkenal di Medan, namanya Brastagi yang berhawa dingin dan sejuk. Karena kami sudah HOT, Dia berbisik ketelingsaya, “Bang.. kita nginap aja yah?” pintanya.
“Di mana?” katsaya heran.
“Di Hotel aja.”

saya tidak tahu Hotel apa yang di maksudkan, saya hanya menurut saja. Dia yang membawa jalan.
“Terus aja Bang, nanti sampai di tikungan belok kanan Bang.” pintanya.
saya lihat memang di sebelah kanan ada Hotel yang megah. Dia menyuruh belok. Maklumlah, saya baru dua kali ke daerah yang kami tuju. Waktu itu saya bersama temanku mendaki gunung yang namanya gunung Sibayak. saya belokkan mobil, saya cari tempat parkir yang aman, kami turun dan masuk ke Hotel itu. Kalau tidak salah, Hotel itu namanya Hotel Sibayak karena jelas terpampang papan nama Hotel itu. Setelah kami masuk dan pesan kamar, kami diantar room-man. Karena bangkit lagi napsu yang tertu
nda itu, begitu masuk kamar, saya kunci pintu. Kudekap dan kupeluk Dia. Kami berciuman dan berguman di ranjang.

“Hemm.. ouuhh..” desisnya, dan saya buka perlahan-lahan baju serta BH-nya hingga polos.
saya kulum dan kuremas buah dadanya yang lumayan gede dengan pucuk yang berwarna merah muda, terus saya kulum kiri dan kanan.
Dia berdesis seperti ular, “Uhh.. ahh.. ouuhh..”
Dari lehernya, saya jilatin, terus turun ke perut dan makin ke bawah perlahan-lahan. saya buka celana jeans yang dia pakai hingga lepas dan saya lihat Dia memakai celana dalam berwarna putih. Perlahan-lahan, saya buka hingga terpampang di depanku sebuah bukit yang di tumbuhi hutan yang begitu lebat. saya sibak hutan itu, kuciumi dan kujilat.
“Ouuhh.. ahh.. yahh.. ouugg..” desisnya.
saya semakin nafsu dan saya buka baju serta celansaya sehingga kami sama-sama bugil.

Batang kejantananku yang sudah dari tadi tegang makin keras tegangnya ingin mencari sasaran. Dan kujilat memeknya dan kelentitnya yang timbul dengan tiba-tiba akibat napsunya makin memuncak.
“Ahh.. ouugg.. ahh.. yaahh..” desisnya terus.
saya jilat terus kelentitnya.
“Bangg.. sayau.. gak.. tahann.. mauu..”
Dia mencapai klimaks, saya jilat terus. Terasa asin air yang keluar dari memeknya. saya buka pahanya lebar-lebar dan perlahan-lahan saya bimbing batang kejantananku ke memeknya. Kuarahkan pas di memeknya, saya dorong perlahan-lahan.
Dia kesakitan, “Aduhh.. bangg sakit..”
saya berhenti sejenak karena Dia kesakitan. Kuulangi lagi doronganku dengan perlahan dan pasti.

“Slupp..” sempit sekali memeknya hingga batang kejantananku tidak bisa masuk. saya dorong kedua kalinya, “Slupp..” hanya ujung kepala batang kejantananku saja yang masuk. saya dorong terus tapi kali ini lebih kuat.
“Slupp.. slupp.. bluss..plopp..” masuk batang kejantananku semua ke memeknya.
saya melihat darah keluar dari memeknya. Ternyata Dia masih “virgin” (perawan).
Dia kesakitan, “Aduhh.. bangg.. sakitt.. bangg..”
saya diamkan sejenak batang kejantananku di dalam memeknya dan saya kulum buah dadanya yang menjulang karena nafsunya. saya maju-mundurkan lagi batang kejantananku perlahan-lahan saya mendengar Dia mengaduh lagi, “sakit bang.. pedih.. tapi enak bang..” gumannya.
Terus saya maju-mundurkan batang kejantananku.
“Auoo..ahh.. yahh.. aoouupp.. yaa.. terus bang.. enak bangg.. yahh..” Dia klimaks kedua kalinya.
saya terus menyodok memeknya maju mundur.
“Ohyahh.. ouhh.. yahh..” desisnya.
Seperti ada yang meyedot batang kejantananku dari dalam memeknya. saya makin cepat menyetubuhinya, hingga ada yang mengalir di dalam batang kejantananku sampai ke ujung batang kejantananku. saya dorong terus.
“Yahh.. aouuhh.. yaa..” desisku, karena tiba-tiba alirannya semakin kuat naik ke kepala batang kejantananku, saya pacu terus.
“Yahh.. aouuhh.. yess.. ouugg.. yahh.. saya mauu..” tak sempat kulanjuti lagi kata-katsaya, tiba-tiba, “Croott.. croott.. croott..” maniku keluar banyak, saya tembakkan di dalam memeknya.
Dia berdesis, “Ouhh.. yahh.. uugghh.. ouhh..,” ternyata Dia mau klimaks lagi.
Dan Dia pegang erat leherku, Dia mencengkram erat sekali sampai ada bekas kukunya di leherku.
“Yahh.. ouhh.. ya.. yaee.. yaa..” Dia klimaks lagi ketiga kalinya.

Kubiarkan batang kejantananku di dalam memeknya. saya berbaring di atas tubuhnya sejenak. Karena kelelahan, kami istrahat sejenak. saya kecup kening dan bibirnya dan saya balikkan badannya sehingga Dia ada di atas dadsaya dan batang kejantananku tidak saya cabut dari memeknya. Kami tertidur karena lama kami bergelut, kira-kira 2 jam lamanya sampai jam 3 pagi. saya terbangun dan tiba-tiba batang kejantananku bangkit kembali. saya balikkan tubuhnya tepat di bawah saya. saya sodok lagi memeknya. Dia terbangun dan saya sodok terus memeknya.
“Slupp.. slup.. slupp..”
Tidak lama, “Ouuhh.. yahh.. croott..croott..crott,” maniku keluar lagi, saya lemas dan tertidur di sebelahnya sapai pagi.

saya terbangun pada jam 9 pagi. saya bangunkan Dia dan kami mandi bersama. Kami melsayakan lagi di kamar mandi sampai puas. Setelah itu kami bersiap-siapa untuk keluar dari hotel itu dan kami bayar uang sewa hotel.

Kami jalan-jalan di sekitar daerah kota Brastagi. Kami sampai di daerah yang belum pernah saya kesana, kalau tidak salah namanya Kaban jahe. Kami keliling-keling kota dan kami pulang ke Medan. Kami terus bermesraan, Dia merangkulkan tanganya di leherku, dia cium mesra bibirku sampai saya tidak bisa bernafas. Tiba-tiba di depan ada mobil yang berlawanan arah mau nabrak mobil kami. saya banting setir ke kiri sehingga kami selamat dari maut. Setelah itu Dia tidak berani menciumi saya lagi karena tsayat. Kemudian kami berhenti di daerah yang kalau tidak salah namanya Penatapan. Orang-orang di daerah sana meyebutnya begitu karena banyak orang di sana melihat-lihat. Setelah kami puas melihat-lihat kami melanjutkan perjalan kembali ke Medan dan mobil kami terus meluncur mulus sampai di Medan.

saya berhentikan mobil kami di depan tempat kostku. saya membawa Dia masuk ke dalam dan saya perkenalkan kepada nenek serta cucu pemilik kost. Mereka menyambut dengan ramah. saya membawa masuk ke kamar kost saya yang berukuran 3×4 luasnya. saya kunci pintu kamar. saya peluk Dia, kucium, dan kuremas dadanya yang menantang.
Dia membalas dengan desis suara nafsunya, “Aouuhh..ahh..,” kami bergumul selama 20 menit.
Kubuka semua pakainya, Dia juga membuka pakainku hingga kami sama-sama polos. Batang kejantananku yang sudah tegang dari tadi kuarahkan ke memeknya yang masih sempit, maklum karena baru hilang perawanya.
saya arahkan batang kejantananku tepat di memeknya, “Slupp.. slerr.. slupp.. blees..” masuk sudah batang kejantananku. saya sodok terus.
Dia berdesis lagi, “Aouhh.. yahh..”
Karena saya tsayat terdengar sama nenek dan cucu yang punya rumah, saya sumbat mulutnya pakai mulutku hingga Dia tidak bisa bersuara. Terus saya sodok memeknya, “Auohh.. ahh.. ahh.. Bangg.. saya mau keluar nih..”
saya pacu terus sampai Dia klimaks, “Serr..” Dia kelimax terasa di kepala batang kejantananku. saya masuki terus memeknya tampa henti sampai klimaks.
“Aouh.. yaa.. ouh..” suara desisan nafsuku.
saya pacu terus batang kejantananku sampai, “Croott..croott..” saya keluarkan maniku di dalam memeknya.
Kami sama-sama puas dan tertidur sejenak Kemudian saya berbenah diri, Dia juga. saya antar Dia pulang kerumahnya dan saya kembali ke tempat kostku.

Senin, 05 Oktober 2009

Denyutan Memek Tante Lidya

Di rumahku hanya ada pembantu, yang usianya sekitar 35 tahun, biasa dipanggil tante lidya. Tapi jangan kaget lho! badannya terawat dan masih kencang, walaupun kulitnya agak hitam (hitam manislah menurutku). Agak kaget juga saya, setelah dibukakan pintu, kulihat dia mengenakan baju kaos yang agak ketat dan rok putih yang selutut. Tetapi tonjolan di dadanya itu, membuat darahku berdesir cepat.

Perlahan dilepaskannya roknya, dan terlihatlah pahanya yang mulus dengan celana dalam warna pink. Agak lama kupandangi, karena itu benar-benar pemandangan yang indah, dan kejantananku mulai membengkak di celanaku. Perlahan kupegang celana dalamnya, dan kudekatkan wajahku ke arah celana dalamnya. Wow.., baunya wangi sekali, mungkin dia baru mandi tadi.
“Sudah cukup kan..?” katanya sambil menjauhkan wajahku dari pahanya dan mencoba memakai roknya lagi.
Tetapi hal itu dengan cepat kucegah, “Ntar dulu tante, aku pingin lihat di balik celana itu, boleh ya..?” kataku membujuk.
“Yee.., sudah dikasih hati malah minta jantung..!” ucapnya sedikit menyindirku.
“tante tau nggak, jantungku debar-debar nih.., dan aku terangsang..” kataku mencoba menyatakan bahwa saya benar-benar terangsang.
Sambil bercanda dia menjawab, “Masak gitu aja terangsang, tante nggak percaya, kamu pasti cuma iseng, mau mempermainkan tante, ya..?” katanya membalas ucapanku.
“Kalau nggak percaya, coba lihat nih..!” kataku sambil menurunkan celana pendekku.
Dia agak kaget karena celana dalamku seperti penuh dan menonjol besar di bagian penisku.
“Bener juga, kamu nggak boong.., kamu terangsang ya..?” katanya melirikku nakal sambil tersemyum.

Agak lama dia melihatnya, kemudian mengelus dan mengusap-usap, dan mendekatkan wajahnya ke dekat celana dalamku.
“Sekarang kita sama-sama buka, gimana tante..?” kataku memberi tawaran gila.
Mungkin karena sudah terangsang dan sangat ingin melihat penisku, akhirnya dia mengangguk. Perlahan dia menurunkan celanaku, dan tampaklah kejantananku berdiri tegak dan siaga.
“Wow.. punyamu lebih besar dari yang tante bayangkan, tapi tante suka yang besar seperti ini.” katanya sambil mengelus, menyentuh kepala penisku dengan jarinya dan kemudian mengocoknya.
“Aahh.. ” saya mengerang nikmat, sementara dia terus mengocok sampai penisku terlihat memanjang maksimal.

Mungkin dia sudah tidak tahan, dia mulai mengulum dan meghisap penisku.
“ahh.. ah.. nikmat sekali..!” aku mendesis kenikmatan, sementara tanganku sudah membuka celana dalamnya.
Dan wow.., benar-benar pemandangan yang indah, bulu-bulu halus di sekitar memeknya yang kemerahan sangat merangsang birahiku. Jariku menyentuh dan menggesek bibir nonoknya.
“Oh.., ahh.., terus Mas, gesekin terus..! Ahh..!” suaranya mendesah-desah.
Kudekatkan wajahku ke tempiknya, menciuminya dan menjilatnya. Celahnya mulai agak basah, mungkin dia sudah terangsang hebat, sementara kemaluanku terus dikulumnya, bahkan sekarang lebih dahsyat sampai ke pangkalnya. Saya merasakan hangat mulutnya, dan kemaluanku seperti panas sekali dan mau mengeluarkan sesuatu. Tanpa dapat kutahan, spermaku muncrat di mulutnya untuk pertama kali.

“Ohh.. kamu udah keluar Mas.. enakk.., gurih..!” katanya sambil menjilat sperma yang keluar dari mulutnya, sementara lidahku terus bergerilia di celah vaginanya, bahkan lidahku berusaha masuk lebih ke dalam dan terus menyeruak di seluruh dinding memeknya.
“Ouch.. lebih dalam, Mas..!” pintanya sambil mendesis-desis.
Aku mendengar dia mendesis dan menyerocos tidak karuan, dan mulai mengocok kemaluanku lagi sehingga membesar kembali. Hanya dalam hitungan menit, punyaku sudah membesar lagi dan mencapai ukuran yang maksimal.
“Sekarang saya masukin ke meki tante aja, oke..?” kataku sudah tidak sabaran.
“ya Mas, tante juga sudah nggak tahan nich..!” katanya sambil membuka kedua pahanya lebar-lebar, sehingga memeknya tampak membelah dan merekah.

Sambil memegang penisnku yang tegang, kuarahkan ke lubang tersebut. Sesaat kepala kontolku kugesekkan ke bibir memeknya, kemudian dengan sedikit ditekan, dan, “Bless..!” masuk seluruhnya ke dalam liang vaginanya.
“ahh.., terus Mas, lebih dalam..!” desisnya mengikuti gerakan masuknya batang kejantananku.
Aku pun semakin bersemangat menggenjotnya dan memaju-mundurkan kontolku di dalam nonoknya. Sementara tanganku tidak lepas memegangi puting toketnya yang mengencang.

Sekitar 10 menit dengan posisi tersebut, aku mengeluarkan kemaluanku yang masih menegang.
“tante, sekarang kita rubah posisi ya..? Pasti lebih nikmat..!” kataku ingin mencoba gaya lain.
“Posisinya gimana Mas..?” dia bertanya balik.
“tante menungging saja, kakinya diangkat sebelah dan letakkan di meja, dan tante membelakangi saya..!” saranku memberi penjelasan, dia menurut saja.
Dia sudah mengambil posisi seperti itu dan aku dapat melihat celah vaginanya mengintip dari belakang. Dengan memegang kemaluanku yang tegang, kuarahkan ke celah itu. Dengan sedikit tekanan, kepala penisku masuk, dan masuknya terasa lebih sempit dari yang tadi. Sengaja tidak kumasukkan seluruhnya dan kutanya kepadanya, “Gimana..? Lebih enak kan..?” kataku.
“iyya lebih enak dari yang tadi, oh.., enak.., ahh..!” suaranya mendesah lagi.
“Ini belum seluruhnya lo tante, baru sebagian..!” aku mencoba menggodanya lagi.
“Masukin semua dong, Mas..! Biar terasa lebih enak lagi..!” pintanya.

Dengan menekan lebih kuat, maka kemaluanku masuk seluruhnya. Dan oh.., betapa nikmatnya, serasa berada di awang-awang.
“Ah.., oh.., aah.., nikmat sekali, tekan lebih kuat Mas.., lebih dalam, ahh, ahh..!”
Sesekali dia menggoyang pinggulnya, dan ohh.., benar-benar luar biasa goyangan pinggulnya, punyaku seperti ditarik dan diurut-urut di dalam vaginanya.
“Oh.., ah.., aku tak ingin berhenti cepat-cepat, goyangin terus tante..!” kataku.

Sekitar 10 menit aku memaju-mundurkan kemaluanku ke tempiknya, rasanya saya sudah berada di puncak dan mau memuntahkan lahar.
“tante, aku sudah mau keluar nich..!” kataku.
Dia membalas, “Aku juga mau keluar nich. Kita keluar sama-sama ya..?” pintanya.
Dengan menggenjot lebih kuat agar cepat sampai ke puncak kenikmatan, maka kumulai menekan lagi lebih cepat. Dan akhirnya, “Ouc.., ah.., ah..” dengan erangan panjang, saya memuntahkan spermakau di memeknya.
Bersamaan dengan itu tante juga mengerang panjang, “Ouh.., ouc.., ah.., ah.., nikmat.. ah..”
Sementara di memeknya aku merasakan punyaku disemburi cairan memeknya, terasa begitu hangat.

Perlahan kutarik punyaku keluar, terlihat sudah mulai mengecil. Kami tergolek di tempat tidur dan saling berpandangan.

Minggu, 04 Oktober 2009

Enaknya Ngentot Memek Nikita

nikita memanggil teman-temannya dan diperkenalkan pada Robert. saya dan nikita meninggalkan tempat itu lalu dengan taxi menuju Westin pada jam 12 malam. Setiba di lift, saya tekan 77. Kami hanya berdua. Melihat itu, nikita langsung menyodorkan bibirnya minta kucium. Kami berciuman saling melepaskan kerinduan karena lama tak bertemu. Lidahnya memasuki mulutku mencari lidahku, menyapu bagian atas dan bawah rongga mulutku sambil tangannya meremas-remas kontolku.

Setiba di kamar, nikita langsung mendorongku ke balik pintu dan menyerangku dengan ganasnya, bibir dan lidahnya menari-nari dan menjilati seluruh leherku, tangannya membuka kausku lewat atas lalu putingku habis diciuminya sementara tangannya tergesa-gesa membuka celana pendekku hingga tinggal CD yang melekat di tubuhku. Sambil bibir dan lidahnya terus bergerilya di tubuhku, tangannya menarik CD-ku turun dan langsung menggenggam dan mengocok kontolku.

“Hhmm.. Kontol kaya gini yang bikin ketagihan tau”, katanya sambil berjongkok.

Langsung tanpa basa basi, dimasukannya kontolku ke dalam mulutnya dan dikocoknya keras-keras sambil ujung lidahnya bermain di kepala kontolku. Lalu diangkatnya kakiku dan diletakkan di pundaknya. Lidahnya menjalar di selangkanganku sampai anusku tidak ketinggalan dijilatinya juga. kontolku kembali berada di dalam mulutnya dan jarinya ditusukkan ke dalam anusku. saya hanya bisa mendesah keenakan.

Mendengar desahan itu, nikita semakin bersemangat hingga mempererat jepitan bibirnya dan mendorong kepala sedalam-dalamnya sampai hampir seluruh kontolku masuk ke dalam mulutnya dan memaju mundurkan kepalanya. Sekitar 10 menit kemudian, saya merasa ada dorongan sperma yang keluar dari kontolku, menyemprot di dalam mulut nikita sekitar 5-6 kedutan. nikita menelan semuanya lalu menjilati kontolku sampai bersih dan lalu berdiri menciumku.

Tiba tiba saya ada ide. saya matikan semua lampu di kamar, saya buka seluruh gorden ke arah luar, lalu saya buka pintu keluar ke balkon. Kuajak nikita dalam keadaan telanjang bulat seperti saya menuju balkon. Pemandangan lampu-lampu sekitar Singapura sedemikian indahnya. nikita memegang pinggiran balkon dan saya peluk dari belakang di perutnya, perlahan tanganku naik menuju toketnya yang berukuran 36b, kuremas remas dan kupermainkan putingnya, kujilat belakang lehernya lalu punggungnya. nikita menolehkan kepalanya, kusambar bibirnya dan kami berciuman. Dengan tidak adanya gedung lain di sekeliling kami yang berdekatan membuat suasana lebih menggairahkan.

Perlahan saya berjongkok, kujilati dari pinggang melewati garis pantatnya, sedikit mengenai memeknya lalu lidahku kuturunkan menuju paha dan betisnya. saya balik lagi mendaki menuju selangkangannya dan mulai mencari memeknya. nikita semakin menungging dan membuka kakinya lebar-lebar memberi jalan pada lidahku untuk mencapai liangnya. Kujulurkan lidahku ke dalam liang memeknya, dengan posisi itu otomatis hidungku tepat menempel di anusnya, tapi saya teruskan mengorek-ngorek memeknya dengan lidahku.

Bentuk badan nikita sudah menekuk 90 derajat hingga toketnya menempel pada reiling balkon, kedua tangannya sekarang menjulur ke belakang dan membuka belahan pantatnya. Hhmm.. Tak akan pernah kutolak apa yang disodorkan oleh nikita, saya tahu apa yang harus saya lsayakan, karena ini memang kegemaranku.

Kujulurkan lidahku mencari anusnya, lalu kumasukkan 2 jariku ke dalam mekinya. nikita membuka belahan pantatnya semakin lebar sehingga memudahkan lidahku untuk bergerilya di anusnya. Kocolok-colok, kumasukkan ujung lidahku dan kuputar di dalam lubang anusnya beberapa kali. Terasa kontraksi meki nikita di tanganku dan nikita berteriak..

“Viir.. Gua.. Keluar viirr..” teriaknya. Terasa kontraksi vagina nikita di jariku yang tertanam di situ dan nikita menggelengkan kepalanya berkali-kali sampai akhirnya lunglai tubuhnya lemas terduduk menimpsaya di balkon tersebut.

saya tarik nikita menuju ranjang, lalu kami tiduran beristirahat sambil menonton TV. Perlahan kukecup kening nikita dan tangan nikita merayap ke arah kontolku yang masih lemas. nikita meletakkan kepalanya di perutku menghadap ke arah TV. Otomatis kontolku ada di depan matanya. Sambil menonton dijilat-jilatnya ujung sampai lingkaran kepala kontolku. Dengan cara menjilat dan menghisap diselingi dengan gigitan kecil, perlahan-lahan kontolku membesar dan mengeras di dalam mulutnya.

“Viir..,.. Masukin ya.. Gua pengen ngerasain kontol lu di vagina gua” bisiknya.
“Lu mau di atas atau di bawah?” jawabku.
“Gua di atas dulu” jawabnya sambil langsung naik ke atas tubuhku.

Diarahkannya kontolku ke lubang tempiknya. Setelah menempel, nikita menggoyang pantatnya agar kepala kontolku membelah tempiknya, lalu perlahan kontolku masuk ke dalam tempiknya semakin dalam.

nikita menekan memeknya pada kontolku sedalam-dalamnya hingga terasa ujung kontolku mentok di dalam memeknya dan kuberi kedutan. nikita mengerang lalu memutar pinggulnya pelan makin lama makin cepat. saya pun menaik turunkan pinggulku seirama dengan putaran pinggulnya. Tak lama nikita berteriak histeris dan terasa vaginanya semakin licin, pertanda bahwa orgasmenya telah tiba.

Kulepaskan kontolku lalu kubalikkan badannya. nikita mengerti maksudnya, dengan bertumpu di atas lututnya, kepalanya diletakkan di atas bantal dan tangannya menjulur ke belakang membuka belahan pantatnya seperti yang dilsayakannya tadi di balkon

“Viir.. Lagi dong, gua pengen ngerasain lidah lu lagi..” erangnya.

Kembali nikita memberi hidangan kegemaranku. saya berlutut di belakangnya, kupegang pantatnya menggantikan tangannya, lalu mulai kujilat anusnya, kukorek keras dan kutusukkan lidahku dalam-dalam. nikita menjerit-jerit keenakan, jarinya dimasukkan ke vaginanya dan dikocoknya dengan cepat.

Tanpa basa basi, saya berlutut dan menusukkan kontolku ke dalam mekinya, saya hentakkan dengan keras dan langsung kugenjot dengan cepat. nikita meraung-raung di kamar itu. Kuletakkan bantal di perutnya dan kutekan pantatnya sampai nikita tertelungkup dan pantatnya terganjal bantal, kuluruskan kakinya rapat sehingga kontolku terjepit di antara pahanya.

Makin lama gerakanku makin cepat hingga maksimal. nikita kembali berteriak keenakan sambil tangannya meremas apa saja yang dapat dipengangnya. Gerakanku makin cepat, kudorong sedalam-dalamnya hingga keringat bercucuran di punggung nikita. Akhirnya kucapai orgasmeku di mekinya. Kutekan kontolku sedalam-dalamnya dan kudiamkan sambil kusemburkan spermsaya beberapa kali, setiap kali menyembur, kontolku makin keras dan membesar, sehingga nikita pun merintih..

“Ooochh..... Gw keluar lagi nichh..”

Nikmatnya Memek Julia

julia kelihatannya sudah agak terangsang dengan permainan tangan aku, ditambah lagi ciuman aku yang mendarat secara tiba-tiba pada lehernya. Tangan kiri aku juga mulai aktif meremas payudaranya yang sebelah. Ciuman pada lehernya aku ubah jadi menjilat, jadi kedua tangan meremas dan kadang-kadang memelintir kedua putingnya itu yang makin lama makin mengeras.

“Gimana kalo di hotel aja Jul, di sana lebih tenang” usulku.
“Iya dech.. Tapi jangan di marriot ya Om”, jawabnya sambil tangannya mengandeng aku mesra.
“Oke, nanti OM cariin yang agak jauh dari marriot”

Dan kami pun check in di salah satu hotel yang agak jauh dari marriot, karena aku tahu julia tidak mau ketahuan keluarganya, katanya dia bilang sama keluarganya mau ke rental internet selama 3 jam. Karena itu kami pergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.

“Wah, di sini baru tenang nich” kata julia sambil memperhatikan hotel yang lumayan tenang karena tempatnya agak jauh dari mariot dan kota.
“Nah, sekarang gimana? Mau nerusin caranya foreplay?”
“Mmh.. Gimana ya” julia agak ragu kelihatannya.

Wah, anak ini harus dirangsang lagi supaya mau foreplay, soalnya si ‘otong’ sudah tegak seperti pentungan pak hansip. Kemudian aku membuka kaos atas aku dan celana panjang jins hingga tinggal CD, sengaja aku membuka baju menghadap ke julia.

Tangan aku aktif membuka hem kremnya dan celana jins hitam tiga perempatnya. Sekarang tampak jelas BH merahnya dan CD putihnya yang cantik, pemandangan yang indah. aku gendong julia dan menaruhnya dengan lembut di sofa itu, kemudian aku mencium dan menjilat bibirnya serta tangan aku meremas payudara dan mencopot pengait BH-nya.

“Om.. isep.. sst.. susu.. nya.. julia..” rengeknya meminta aku menghentikan ciuman dan beralih ke payudaranya, ciuman dan hisapan aku giatkan, kemudian puting itu aku gigit perlahan.

Tangan kiriku mengusap payudara sebelah kiri dan tangan kanan aku masuk dalam CD-nya dan mengusap-usap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus, kemudian aku masukkan jari keluar-masuk dengan lancar.

“Buka.. Aja.. Om.. Cepet.. Sst” celotehnya yang sudah bernafsu sekali sambil membuka CD-nya. Sekarang terlihat jelas sekali vaginanya yang masih kencang dan aku jilat dengan pelan dan semakin ke dalam lidah aku menari-nari.

Beberapa menit aku permainkan nonoknya dan paha bagian dalam julia yang sudah sangat basah sekali.

“Gantian julia isep kontolnya Om, tapi jangan keluar dulu ya”
“Beres, nanti Om pakai kondom kok”
“Mmh..” julia tidak menjawab, soalnya sudah mulai menghisap kontol aku, pertama-tama cuma masuk setengah tapi lama-kelamaan masuklah semua kontol aku.

Beberapa menit kami melakukan oral sex, julia ternyata menikmati permainan itu.

“U.. Dah.. Jul.. Om.. Nggak tahan.. Nich”
“Iya Om, julia juga pengin ngerasain senggama gaya kuda ama kontolnya Om yang bengkok itu hi.. hi..” celotehnya tertawa sambil mengambil posisi menungging.

Kemudian setelah aku pasang kondom, aku masukkan ke memeknya, tenyata meleset.

julia kemudian memegang kontol aku dan mengarahkan ke memeknya dan aku dorong pelan, pelan tapi pasti dan bless.. masuk seluruhnya dengan dorongan aku yang terakhir agak keras.

“Aduh Om sakit”
“Nggak apa-apa kok Jul, udah masuk kok”

Genjotan demi genjotan aku giatkan sambil tangan kiri memegang perutnya dan tangan kanan memegang payudaranya. Plok.. Demikian kira-kira bunyinya. Kira-kira beberapa menit aku ngentot dengan julia dengan posisi doggy style. Dan semakin lama semakin cepat.

Tiba-tiba tubuh julia mengejang dan aku pun juga, akhirnya crot.. crot.. crot.. Keluar cairan putih dalam kondom aku, bersamaan dengan muncratnya cairan di vagina julia. Tubuh kami pun lemas menikmati sensasi yang luar biasa itu.

Pukul 19.30 julia sudah berada dalam mobil bersama aku, dengan memakai rok jins span warna biru dipadu dengan kaos ketat warna putih selaras dengan warna kulitnya. Aduh mak, makin cantik aja nich ABG, pikirku.

“Kita kemana Om?”
“Bandara soekarno”
“Ngapain ke sana?” tanyanya heran.
“Udah nggak usah banyak tanya, nanti juga tahu”
“julia ama Papa cuma dikasih ijin satu jam lho Om”
“Maka itu, Om mau kasih hadiah buat julia”
“Wah, terima kasih Om” jawabnya sambil mencium pipi aku mesra. aku pilih bandara itu agar bisa romantis dan bisa lebih pribadi, tahu khan pembaca maksud aku, he.. he.. he…

Setelah sampai di bandara, aku parkir mobil di tempat yang agak sepi, kebetulan juga kacanya hitam pekat. aku ajak julia pindah ke tempat duduk belakang mobil Kijang itu agar lebih leluasa kalau mepet-mepetan.

“Mana hadiahnya Om?” tanya julia tidak sabaran, karena tidak tahu apa hadiahnya.
“Om cuma mau kasih hadiah seperti kemaren” selidik aku menunggu tanggapannya.
“Maksud Om?”
“Iya, seperti yang Om ajarkan kemarin, nah itu hadiahnya, tapi julia mau nggak?”
“Idih, si Om maunya..” jawab julia sambil tersipu.

Bagi aku itu sudah cukup merupakan tanda setuju dari julia hingga tanpa menunggu jawaban dari julia, aku langsung mencium bibirnya dan tangan aku sudah mendarat pada pahanya. aku elus-elus pahanya yang putih dan masih terbalut oleh jins biru yang sangat seksi hingga memperlihatkan lekuk-lekuk bodinya. julia juga kelihatannya ingin menghabiskan malam terakhirnya bersama aku dengan tergesa-gesa membuka celana aku sampai separuh dan melahap kontol aku yang sudah kencang dari tadi.

Tiba-tiba julia melepaskan kulumannya, dan berganti posisi dengan aku yang berjongkok dan julia yang duduk sambil membuka rok spannya. Pemandangan yang sangat indah pembaca, julia memakai CD merah yang bergambar hati atau cinta.

“Ayo Om, jangan diliatin aja”
“Ya..” jawab aku sambil mencium vaginanya yang masih terbungkus CD kuningnya, jilatan demi jilatan membuatnya geli hingga pinggulnya ke kiri ke kanan tak beraturan.

Dengan dibantu julia, aku membuka celana dalam beserta sok spannya hingga ia tinggal mengenakan BH saja. memeknya yang ditumbuhi bulu halus itu mengeluarkan aroma harum khas wanita, beberapa saat aku cium dan jilat pada bagian dalam memeknya.

Sambil menjilat seluruh bagian vaginanya, tangan kanan aku masuk ke dalam BH-nya dan meremas payudaranya dengan lembut dan kadang-kadang memelintir putingnya yang sudah keras sekali.

“Ayo.. Om.. Sst.. julia.. Nggak.. tahan.. Nih..” rintihnya memohon pada aku.

aku sudah mengerti maksudnya, julia sudah sangat terangsang sekali ingin melepaskan hasratnya dengan segera. Kemudian aku berganti posisi dengan julia aku pangku berhadapan dengan aku sambil membuka penutup payudaranya itu. Maka kami berdua sudah bugil di dalam mobil itu, untung saja keadaan bandara waktu itu belum terlalu ramai karena kedatangan pesawat masih lama.

“Pel.. Lan ya Om” kata julia sambil menggesek-gesekkan bibir vaginanya sebagai pemanasan dulu.
“Gimana Jul..?”
“Udah Om, sekarang aja” ajak julia sambil memegang kontolku mengarahkannya pada lubang kemaluannya sambil aku juga menyodoknya pelan, kemudian pada akhirnya bless.. masuklah semua kontol aku.
“Arg.. Sst.. Mmh..” rintih julia karena masuknya kontol aku yang kemudian maju mundur dengan lembut.

Kontol aku serasa diremas-remas dalam lubang kemaluan julia yang masih sangat kencang sekali, denyut-denyut yang menimbulkan rasa nikmat bagi aku.