Kamis, 23 April 2009

Memek Merah Vega

Hingga sampailah saya di pertemukan dengan cewek yang berumur 17 tahun yang mempunyai nama asli Vega. Vega yang masih berstatus pelajar di salah satu SMU negeri di Jakarta dan tinggal di sekitar Jakarta Barat. Dengan paras yang cantik serta bentuk tubuh yang sexy di dukung penampilannya yang selalu mengenakan rok abu-abunya di atas lutut. Menjadikan dirinya patut untuk di kagumi oleh setiap lelaki. Apalagi dengan hem putihnya yang sedikit transparan setiap Vega berangkat ke sekolah. Begitu menerawang terbentuk segaris Bra 36 warna hitam kesukaannya menjadikan setiap mata yang memandangnya tak akan berkedip sedetikpun.

Vega adalah anak tunggal dari keluarga yang cukup terpandang di Jakarta. Kesibukan papanya sebagai seorang pengusaha, menjadikan Vega selalu merasa kesepian. Demikian juga dengan Mamanya yang selalu sibuk dengan urusan arisan, shopping, senam, salon dan banyak lagi kesibukan yang datang tak pernah habisnya. Karena merasa kesepian setiap pulang dari sekolah ataupun saat libur sekolah, menjadikan Vega tumbuh tanpa seorang figur dari keluarganya. Kalau melihat kepribadiannya Vega sebenarnya mempunyai kepribadian yang periang dan ramah.Semua itu bisa di lihat dengan kesehariannya yang selalu tersenyum kepada semua orang yang di jumpainya.

Demikian juga saat bertemu denganku lewat Chatting. Setiap perjumpaan selalu diakhiri dengan kesan yang baik, bagaimanapun juga saya sangat menghargai. Kejujurannya yang menceritakan masalah keluarganya yang super sibuk dan mantan cowoknya yang berpaling darinya, karena tidak bisa bersabar menghadapi Vega yang belakangan menjadi pemurung. Sifatnya yang pemurung itu disebabkan oleh suasana keluarganya yang mulai tidak harmonis lagi dan menjadikan sosok Vega menjadi minder di sekolahnya.

Hingga pada satu kesempatan dia memutuskan ingin bertemu secara langsung denganku. Hari itu setelah kita chatting beberapa saat, tiba-tiba dia menangis dan butuh teman untuk curhat secara langsung dan alasannya, karena dia sudah akrab dan percaya kepadsaya.
Setelah menentukan tempat yang cukup aman, sejuk udaranya dan tidak bising akhirnya saya sepakat menemuinya. Dengan perasaan deg-degan, sepanjang perjalanan saya berpikir ada masalah apa dengan Vega. Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika saya benar-benar ketemu dengannya.
Sesaat saya terkagum-kagum melihat penampilannya hari itu. Berbeda dengan kesehariannya yang selalu mengenakan seragam sekolah. Hari itu Vega mengenakan stelan celana jeans agak belel warna biru di padu dengan kaos putih ketat yang menonjol di bagian dadanya. Rambut panjangnya di biarkannya tergerai menyentuh bahunya melewati leher jenjangnya yang putih bersih.
Dari penampilannya yang mengagumkan saya sempat menelan ludah sesaat. Vega adalah sosok cewek idolsaya. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan lekukan Pantatnya yang sexy tecetak jelas di celananya yang ketat juga. Membuat saya menelan terdiam sesaat, sambil membayangkan bagaimana jika saya bisa bercinta dengan dia.

Di sebuah cafe yang suasananya pada siang itu tidak begitu ramai, dengan hanya beberapa pengunjung, menjadikan pertemuanku dengan nya akan sangat berkesan tentunya. Selama pembicaraan di cafe, jantungku berdetak kencang setiap melirik paras Vega yang cantik dan manis sekali dan saya membayangkan jika saya dapat menikmati bibirnya yang merekah. Untuk menghilangkan rasa cemasku, saya berusaha membuka pembicaraan dengan menanyakan bagaimana kesannya setelah bertemu dan ada masalah apa sampai dia memintsaya datang menemuinya.
Pertemuan itu sebenarnya hanya sekedar alasannya aja agar bisa ngobrol denganku dan mengenal lebih dekat siapa diriku sebenarnya. Hal itu saya ketahui setelah kami terlibat perbincangan serius di cafe dan dia berterima kasih, kalau selama ini saya bisa dengan penuh kesabaran mendengarkan semua masalah yang di hadapinya.

"Aldi.. Boleh saya mengatakan sesuatu?" tanya Vega tiba-tiba.
"Boleh.. Ada apa emangnya?" tanysaya balik.
"saya mulai merasakan semua kasih sayang kamu selama ini," jawabnya.
"Dan saya juga ingin memberikan hal yang sama buat kamu," lanjutnya.

saya hanya bisa terdiam mendengar semua penjelasannya, dengan lembut saya memeluk tubuhnya untuk meyakinkan bahwa semua yang kulsayakan tulus adanya. Dan dengan pelan saya genggam jemari tangannya yang halus serta saya pegang dagunya dengan lembut bibirku menyentuh bibirnya yang terbuka sedikit. Yang tak lama saya telah menciumi leher Vega yang terlihat sangat bersih dan putih.

"Vega saya sayang kamu..," bisikku di telinganya lirih.
Vega semakin erat memelukku sebagai ungkapan kebahagiaannya atas sikapku. Setelah perbincangan di cafe selesai, Vega mengajakku untuk bersantai sejenak sambil beristirahat dengan memesan sebuah kamar di sebuah hotel yang tak jauh letaknya dari cafe tersebut.

"Aldi.. Ohh..," desah Vega ketika saya mencumbu lehernya setelah kita sampai di kamar. Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Vega yang jenjang.
"Akhh Aldi.." tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Vega yang saya rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.
"Ooohh.. Aldi.." desahnya lirih.
Vega mulai terangang ketika ujung lidahku menjilati bukit payudaranya yang berukuran 36 itu. saya semakin berani untuk melsayakan yang Iebih jauh.. Dengan meremas payudara yang satunya.
"Vega.. Sayang, saya buka baju kamu yah.."? bisiku di telinganya.
Vega hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk melepaskan pakaiannya, sampai akhirnya dia hanya mengenakan Bra warna hitam. Dadsaya semakin naik turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas di depanku.
Setelah terbuka, kembali saya mengulum bibirnya yang merekah. Lidahku menjelajahi rongga di langit-langit mulutnya dan sesekali menghisap lidah Vega yang mulai terangsang dengan ciumanku. Tanganku yang nakal mulai melepas Bra warna hitam miliknya. Dan.. Wow.. Tersembullah puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang saya melepas lumatan di bibir Vega untuk kemudian mulai menjilati puting Vega yang berwarna kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat putingnya berdiri dengan kencang.. Sedangkan tangan kananku memilin puting yang lainnya.
"Ooohh Aldi.. Enak sekali sayang..," rintih Vega.

Dan saat saya mulai menegang.. Vega berusaha bangkit dari tempat tidur, tapi saya tidak memberikan kesempatan Vega untuk bangkit dari pinggir ranjang. Parfum Vega yang harum menambah gairah saya untuk semakin berani menjelajahi seluruh tubuhnya.
saya beranikan diri untuk mulai membuka celana jeans serta CD hitam berenda yang dipakainya. Dan darahku mendesir saat melihat gundukan yang ditumbuhi dengan rambut yang hitam lebat. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Vega.
"Oohh.. Aldi.. Nikmat.. Sayang," Vega merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang kewanitaannya.
"Akhh.. Kamu pintar sekali sayaang.." Desah Vega disaat jilatanku semakin cepat, Vega sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda mau orgasme dan sesaat kemudian..
"Mass AAldi.. Sayang.. saya nggak tahan.. Oohh.. Mass saya mau.." Vega menggelinjang hebat sambil menjepit kedua pahanya sehingga kepalsaya terasa semakin terbenam di selangkangannya.
"Maass.. Ookkhh.. Asayau keluaarr.." Jeritnya lirih.
Vega merintih panjang saat mencapai orgasmenya yang pertama, dia tersenyum puas. saya biarkan dia terlentang menikmati orgasmenya, sambil membuka semua pakaian yang saya kenakan. saya memperhatikan Vega begitu puas dengan pemanasan tadi, itu terlihat dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar.
Tanpa memberi waktu panjang, saya segera menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran lumayan besar, langsung menghujam celah kenikmatan Vega sembari bibirku mengulum payudaranya.
"Aaakhh.. Aldi..," desah Vega, saat penisku melesak ke dalam lubang vaginanya.
"Aldi.. Penis kamu ohh.." desahnya kemudian.
saya merasakan setiap jepitan bibir vaginanya yang begitu ketat, sampai terasa begitu nikmat lubang senggama Vega. saya berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah Vega yang pertama kalinya merasakan nikmatnya bercinta. Setiap gerakan maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Vega menggelinjang hebat karena dia mulai bisa merasakan dan menikmati permainan ini.
"Aldi.. Sudah.. Sayang.. Akhh.." sembari berteriak panjang saya rasakan denyutan bibir memek merah Vega menjepit batang penisku.
Dan saya rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Vega. saya tidak mempedulikan desahan Vega yang semakin menjadi, saya hanya berusaha memasukkan penisku lebih dalam lagi. Tiba-tiba Vega mendekap tubuhku erat dan saya tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan.. Sesaat kemudian.

"Aldi.. saya.. Mau.. Keluarr lagi.. Aaakk.. Sayang, saya.. Nggak tahan.."
Seiring jeritan itu, saya merasakan cairan hangat kembali meleleh disepanjang batang penisku.
"Aaakhh.. Sayang.. Enak sekali.. Ooohh..," rintih Vega lirih.
Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, diatas tubuh Vega. Disaat saya mulai mencapai klimaks, saya meminta Vega berganti posisi diatas.
"Vega.. Sayang kamu diatas yah.."Pintsaya
saya melepas penisku dan langsung terlentang. Vega bangkit dan langsung menancapkan penisku dalam-dalam di lubang kewanitaannya.
"Akhh gila, penis kamu enak banget Maas.. Ooohh.." Vega merintih sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
"Aduhh enak Aldi.." desahnya lagi.
Goyangan pinggul Vega membuat gelitikan halus di penisku..
"Vega.. Sayang.. Akh..," saya mengerang kenikmatan saat Vega menggoyang pinggulnya.
"Aldi.. saya mau keluar nih..," sambil merintih panjang, Vega menekankan dalam-dalam
Tubuhnya hingga penisku amblas ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu saya sudah mulai merasakan tanda-tanda akan mencapai orgasme.
"Aaahh.. Ahh.. Ohh," teriakku
"Crott.." bersamaan dengan menyemburnya spermsaya. saya biarkan spermsaya menyembur di dalam vaginanya. Sebagian dari spermsaya langsung meleleh di sekujur pahanya yang mulus.
Setelah itu Vega berjalan menuju ke kamar mandi untuk segera mencuci spermsaya yang baru keluar dari memeknya. Permainan itu berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, karena baru pertama kalinya Vega bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda